Slide Title 1

Aenean quis facilisis massa. Cras justo odio, scelerisque nec dignissim quis, cursus a odio. Duis ut dui vel purus aliquet tristique.

Slide Title 2

Morbi quis tellus eu turpis lacinia pharetra non eget lectus. Vestibulum ante ipsum primis in faucibus orci luctus et ultrices posuere cubilia Curae; Donec.

Slide Title 3

In ornare lacus sit amet est aliquet ac tincidunt tellus semper. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Sabtu, 19 Juli 2014

POLI GIGI


SELAMAT DATANG
  
Gigi memiliki peranan sangat penting, selain berfungsi mempermudah proses pengunyahan makanan, gigi juga berpengaruh terhadap keindahan seseorang. Gigi yang tidak terawat membuat gigi kotor, gigi menjadi berlubang, menyebabkan mau mulut, dan dapat mengurangi keindahan penampilan seseorang.

     Ada beberapa metode/cara menyikat gigi, tapi yang paling baik untuk digunakan adalah yang biasa disebut dengan metode Roll karena gerakannya sederhana, paling dianjurkan, efisien dan menjangkau semua bagian mulut.

     Bulu sikat ditempatkan pada permukaan gusi, jauh dari permukaan oklusal/bidang kunyah, ujung bulu sikat mengarah ke apex/ujung akar, gerakan perlahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak terhadap permukaan email gigi. Ulangi gerakan ini sampai 8 - 12 kali sehingga tidak ada yang terlewat.
                                        
     Waktu penyikatan gigi tersebut biasanya dianjurkan setiap kali sesudah makan dan sebelum tidur. Tetapi dalam prakteknya kadang tidak selalu dapat dilakukan, terutama bila siang hari saat kita sedang disekolah maupun dikantor. Oleh sebab itu penyikatan gigi setidaknya dilakukan minimal 2 kali dalam sehari yaitu saat setelah makan/sarapan dan paling penting saat sebelum tidur malam.

     Lama penyikatan gigi tidak ditentukan , tapi biasanya dianjurkan selama 2 menit yang penting penyikatan dilakukan secara sistematis supaya tidak ada bagian-bagian gigi yang terlewatkan.

     RS MH Thamrin Purwakarta melayani pemeriksaan Gigi secara menyeluruh, dengan dokter gigi yang ahli di bidangnya.



Untitled


POLI GIZI


SELAMAT DATANG
Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya memiliki problematika kesehatan yang unik, yaitu tingginya kasus kekurangan gizi namun di sisi lain juga banyak mengalami kasus kelebihan gizi.

Kedua masalah ini sama-sama dapat memicu gangguan kesehatan yang membutuhkan penanganan medis.

Masalah kekurangan gizi kebanyakan disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan penyakit infeksi.

Sedangkan masalah kelebihan gizi kebanyakan yang dihadapi berupa kelebihan berat badan dan obesitas.Kelebihan gizi atau overnutrisi berisiko menyebabkan penyakit degeneratif seperti diabetes melitus, stroke dan kanker.

Obesitas

adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria[rujukan?]. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria.Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
  • Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
  • Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
  • Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.

Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir.

Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause.
Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi.Gambaran buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.

Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas.
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:
  • Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.
  • Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.
  • Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.

Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari).Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak.Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.


Gejala obesitas

Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan pernapasan dan sesak napas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernapasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernapasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Komplikasi

Obesitas meningkatkan risiko terjadinya sejumlah penyakit menahun seperti:
  • Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Stroke
  • Serangan jantung (infark miokardium)
  • Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker usus besar)
  • Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
  • Gout dan artritis gout
  • Osteoartritis
  • Tidur apneu (kegagalan untuk bernapas secara normal ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
  • Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, underventilasi dan ngantuk).
Diagnosa

Mengukur lemak tubuh
Pengukuran berat badan menurut WHO ( 2010) dapat dilakukan dengan membagi berat badan dengan tinggi badan kuadrat. Hal ini dinamakan dengan Indeks Masa Tubuh ( IMT).

Tabel berat badan-tinggi badan

ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya memiliki suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu.

Permasalahan yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang harus digunakan.Banyak tabel yang bisa digunakan, dengan berbagai kisaran berat badan yang berbeda.Beberapa tabel menyertakan ukuran kerangka, umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak.

Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara kelebihan lemak dan kelebihan otot.Dilihat dari tabel, seseorang yang sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.
BMIKlasifikasi
< 18.5Berat Badan di Bawah Normal
18.5–24.9Normal
25.0–29.9Normal Tinggi
30.0–34.9Obesitas tingkat 1
35.0–39.9Obesitas tingkat 2
≥ 40.0Obesitas tingkat 3
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan (membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.Walaupun dinamakan "indeks", BMI sebenarnya adalah rasio atau nisbah yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).Seseorang dikatakan mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.

Pengobatan

Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan.Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan.Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.
Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan risiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :
  • Resiko rendah : BMI < 27
  • Resiko menengah : BMI 27-30
  • Resiko tinggi : BMI 30-35
  • Resiko sangat tinggi : BMI 35-40
  • Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih.
Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.
  • Penderita dengan risiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga
  • Penderita dengan risiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga.
  • Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :
  • Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori.
  • Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.
  • Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.
  • Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan.
Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis).Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat.Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang.Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang.

Jika anda membutuhkan konsultasi mengenai diet : pola makan yang diperlukan untuk mencegah / menghilangkan obesitas dapat berkonsultasi dengan dokter ahli gizi di RSMH Thamrin Salemba.

SUMBER : http://thamrinhospitalpurwakarta.com/index.php/extensions/poli-gizi-thamrin

Tbc paru-paru

ciri - ciri penyakit TBC
Penyakit TBC atau TB (Tuberculosis) mungkin kita sering mendengar tentang penyakit ini. Apa penyakit TBC itu ? Apa tanda-tanda awal serta ciri-ciri (gejala) yang biasa menjadi penyebab penyakit TBC ini ? Pengertian penyakit TBC adalah salah satu jenis penyakit infeksi yang bersifat menular biasa menyerang saluran pernafasan atau paru-paru, penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Di dunia, penyakit TBC merupakan penyakit penyebab kematian kedua setelah HIV/AIDS. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (WHO)pada tahun 2011 diperkirakan terdapat 8,7 orang yang terinfeksi TBC dan ada sekitar 1,4 penderita TBC diantaranya mengalami kematian. Kasus ini 95% lebih banyak terjadi di negara-negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut data dari BKKBN, penyakit infeksi TBC (Tuberculosis) di Indonesia kasusnya masih sangat tinggi yaitu terdapat 450 ribu kasus TBC setiap tahunnya dan dari jumlah penderita tsb ada sekitar 65 ribu orang meninggal. Wah..serem banget yah ?!. Di indonesia penyakit TBC adalah penyakit penyebab kematian ke-4 setelah stroke, diabetes, dan hipertensi, dan ini terjadi di perkotaan. Berbeda dengan kasus yang terjadi di kota, penyakit TBC di pedesaan merupakan penyakit penyebab kematian ke-2 setelah stroke. Penanggulangan penyalit TBC paru-paru merupakan menjadi tugas pemerintah dan masyarakat dalam upaya penanganan, pengobatan, penyembuhan, dan pencegahan penularan (penyebaran) infeksi bakteri yang lebih luas di masyarakat.

Penyebab Penyakit TBC Paru-paru

Penyebab penyakit TBC adalah diakibatkan adanya infeksi dari kuman (bakteri) yang bernamaMycobacterium tuberculosis dan biasanya menyerang paru-paru. Selain itu bakteri penyebab TBC ini juga menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, ginjal, kandungan, tulang, bahkan bisa menyerang otak. Penyakit TBC adalah jenis penyakit yang mudah menular, media penularannya bisa melalui cairan di dalam saluran nafas yang keluar ketika penderita batuk atau bersin kemudian terhirup oleh orang lain yang berada di lingkungan sekitar penderita TBC tsb.
Virus TuberkulosisBakteri penyebab TBC akan tertidur dan tidak akan menyerang terhadap orang yang mempunyai tubuh sehat dengan asupan gizi cukup dan daya tahan tubuh yang baik. Bakteri TBC lebih mudah menular dan menyerang terhadap orang-orang yang mengalami kekurangan gizi dan daya tahan tubuh yang buruk. TBC bisa juga menginfeksi orang yang tinggal di lingkungan dengan udara buruk dan mengandung banyak kuman TBC. Gizi buruk dan lingkungan yang buruk bisa menyebabkan kuman (bakteri) TBC yang tertidur pulas di dalam tubuh menjadi aktif.
Serangan infeksi kuman TBC seringkali muncul tanpa disertai tanda-tanda atau gejala khas apapun, biasanya indikasi yang muncul cuma batuk-batuk ringan dan hali ini sering dianggap remeh dan tidak dihiraukan oleh calon penderita. Seorang penderita infeksi TBC paru-paru dapat dengan mudah menularkan kuman (bakteri) TBC kepada orang lain di lingkungan sekitarnya baik itu di rumah, sekolah atau tempat kerja (kantor). Jika sudah menjadi kuman yang aktif di dalam tubuh, kuman TBC akan terus merusak jaringan paru-paru hinggga menimbulkan tanda-tanda dan gejala yang khas ketika penyakitnya sudah dalam keadaan cukup parah.

Ciri-ciri dan Gejala Penyakit TBC Paru-paru

Ciri-ciri gejala awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda kondisi pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung lama, deman tsb biasanya dialami pada malam hari disertai dengan keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai dengan influenza yang bersifat timbul sementara kemudian hilang lagi. Berikut ini adalah gejala penyakit TBC paru-paru yang bisa kita kenali sejak dini :
  1. Ketika penderita batuk atau berdahak biasanya disertai keluarnya darah.
  2. Penderita mengalami sesak napas dan nyeri pada bagian dada.
  3. Penderita mengalami deman (meriang panas dingin) lebih dari sebulan
  4. Penderita berkeringan pada waktu malam hari tanpa penyebab yang jelas.
  5. Badan penderita lemah dan lesu
  6. Penderita mengalami penurunan berat badan dikarenakan hilangnya nafsu makan
  7. Urin penderita berubah warna menjadi kemerahan atau keruh. Ciri gejala ini muncul pada kondisi selanjutnya

Cara Pengobatan Penyakit TBC Paru-Paru

pengobatan TBCApakah TBC bisa disembuhkan ? Tentu saja bisa, upaya dan tindakan untuk menyembuhkan TBC perlu diadakan diagnosis penyakit terlebih dahulu, seorang dokter akan melakukan pemeriksaan fisik penderita terutama pada bagian paru-paru dan dada. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan dengan bantuan foto rontgen pada bagian data, pemeriksaan dahak dan darah penderita dengan test laboratorium, dan pemeriksaan dengan tes tuberculin (mantoux/PPD). Pengobatan infeksi TBC adalah jenis pengobatan penyakit jangka panjang, biasanya lama pengobatan 3 samapai dengan 9 bulan dan penderita harus minum paling sedikit 3 macam obat. Selama pengobatan, penderita (pasien) harus tekun dan disiplin minum obat dan secara rutin melakukan kontrol ke dokter untuk memastikan progres pengobatan hingga pasien dianggap benar-benar sembuh total. Setelah penderita TBC minum obat 2 sampai dengan 3 bulan biasanya gejala-gejala TBC akan hilang dan hal ini yang menjadi faktor penyebab malasnya penderita meminum obat dan melakukan kontrol ke dokter secara rutin.
Jika penderita malas minum obat dan melakukan kontrol akan membuat proses pengobatan TBC menjadi tidak tuntas dan obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan menjadi tidak mempan terhadap kuman/bakteri TBC (resisten). Selanjutnya kuman TBC harus diobati dengan obat-obatan lain yang lebih keras dengan harga yang lebih mahal. Pengobatan penyakit TBC jangka panjang biasanya menimbulkan dampak dan efek samping bagi penderita (pasien). Efek samping tsb biasanya berupa nyeri perut, gangguan penglihatan dan pendengaran, urine yang keluar waktu kencing seperti air kopi, demam tinggi, muntah, timbul gatal-gatal dan warna kemerahan pada kulit, timbul rasa panas pada bagian kaki dan tangan, badan lemas, serta mata dan kulit kuning. Oleh karenanya penting bagi pasien untuk melakukan kontrol secara rutin dan menyampaikan segala efek samping yang timbul kepada dokter, sehingga dokter dapat memantau progres pengobatan dan menyesuaikan dosis, mengganti obat dengan jenis obat lain bahkan jika diperlukan dokter dapat melakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan sampai dengan proses pengobatan penyakit TBC benar-benar tuntas sebagai upaya pencegahan TBCagar tidak menular ke orang lain.

penyakit dalam (lampiran)

Macam-Macam Penyakit dalam
Penyakit banyak berawal dari perut atau asupan yang kita masukkan dari mulut , sebab  bila disi tidak seimbang maka akan memberikan efek negatif bagi tubuh .

Penyakit dalam juga terbagi dua yaitu penyakit dalam menular dan dan tdk menular . 

penyakit dalam menular adalah seperti : 
  1. TBC
  2. Penyakit kulit (Jamur Kulit)
  3. Colera
  4. Flu / Pilek
  5. Penyakit Mata / Belek, dan lain-lain
Ini dikatakan penyakit menular karena mudah berkembang ke tubuh lain dengan melalui perantara tertentu, secara langsung maupun tidak langsung.

Penyakit dalamTidak Menular adalah seperti dibawah ini :

  1. Penyakit Gula (diabetes Melitus)
  2. Penyakit Tumor
  3. Penyakit Gondok
  4. Penyakit Jantung
  5. Penyakit Kekurangan Gizi
  6. Peredaran Darah
  7.  Ginjal
  1. Diabetes Melitus
    Diabetes Melitus atau Penyakit kencing manis pada umumnya diakibatkan oleh konsumsi makanan yang tidak terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian obat-obat tertentu
  2. Penyakit Tumor
    Penyakit Tumor adalah disebabkan oleh pertumbuhan sel yang melebihi pertumbuhan jaringan di sekitarnya. Tumor dapat terjadi di sembarangan tempat dan jaringan. Tumor diberi nama sesuai dengan jaringan asalnya. Penyebab terjadinya tumur hingga saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan tumor dapat terjadi karena penyinaran X yang terus menerus. Ada pula pendapat yang mengatakan sebagai akibat sinar matahari yang terus menerus. Ada yang mengira virus.
    Pencegahan Penayakit Tumor :
    Penyebab terjadinya penyakit tumor berlum diketahui jelas , maka pencegahannya juga belum diketahui dengan tepat. Usaha belum diketahui dengan tepat. Usaha mengurangi akibat buruk penyakit tumor ialah dengan jalan mengenal gejala-gejala sedini mungkin
  3. Penyakit Gondok 
    Penyakit gondok ini adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan pada kelenjar gondok, terlihat dengan pembesaran di leher bagian depan. Kelenjar gondok ada dua. Apabila terjadi penyakit, mungkin sebelah saja yang membesar atau kedua-duanya. 
  4. Penyakit Jantung 
    Jantung memiliki dua pompa, yang satu dibagian kanan. Yang satu dibagian kiri. Jantung berdenyut lebih dari 100.000 kali sehari, terus menerus memompakan darah melalui lebih dari 60.000 mil pembuluh darah yang amat kecil , so  Jantung sangat vital,  karena berfungsi memompa aliran darah ke seluruh tubuh dan tidak pernah berhenti . bila sebuah kondisi Jantung tidak dapat melaksanakantugasnya dengan baik maka disebut Penyakit jantung 
  5. Penyakit Kekurangan Gizi
    Kekurangan vitamin B1 bisa mengakitbatkan pembengkakan di kedua tungkai sehingga sukar berjalan, tindakan lamban, an terlihat bermalas-malasan. Pengobatan adalah dengan memberikan makanan yang banyak mengandung vitamin B1.
    Kekurangan vitamin A dalam makanannya, anak akan menderita buta senja (xeropthalmia). Pengobatannya adalah dengan memberikan makanan yang banyak mengandung vitamin A. 
  6. Peredaran Darah
    Banyaknya darah pada manusia dewasa kira-kira 4 sampai 5 liter atau 1/13 berat badan orang tersebut. Jika berat badan 52 Kg. darahnya adalah 1/13x52=4 liter. Tekanan darah diukur dengan tensimeter (alat pengukur tensi). Yang diukur adalah tekanan sistole (yaitu waktu darah ditekan keluar dari jantung) 120 mm air raksa (Hg) dan tekanan diastoir (pada waktu darah masuk ke jantung) 89 mmHg. Jadi apabila banyaknya darah kurang dari normal, tekanan darah akan berkurang yang disebut hypotensi (hypo = bawah, kurang; tensi = tekanan). Bila tekanan darah lebih tinggi dari normal disebut hypertensi (hyper=lebih). Keadaan tersebut perlu diketahui penyebab kelainannya. Walaupun demikia, masih banyak faktor lain yang dapat menyebabkan kelainan pada tekanan darah, misalnya : Kelainan pada pembuluh darah Dan Jantung Penyakit Jantung 
  7. Penyakit Ginjal
    Ginjal menjadi cukup terkenal karena adanya penjualan organ ini secara ilegal baik di tingkat nasional maupun internasional. Banyak hal yang menyebabkan penyakit ginjal ini terjadi. Salah satunya adalah komsumsi makanan yang mengandung bahan kimia yang terlalu banyak. Komsumsi air mineral yang bersih dan sehat yang kurang juga bisa mengganggu kerja ginjal.

POLI KULIT DAN KELAMIN

POLI MATA


SELAMAT DATANG / SALAM KEDIP
Mengenal Macam-Macam Penyakit  Mata

Penyakit mata bisa disebabkan karena virus, bakteri, alergi ataupun trauma.. Jika penyakit mata disebabkan virus atau bakteri maka bisa menular, sedangkan penyebab lain tidak menular. Cara penanganan dan pencegahan macam-macam penyakit mata ini pun berbeda, tergantung penyebabnya. Berikut ini beberapa penyakit mata yang perlu kitaketahui

1.    Konjungtivitis

Merupakan penyakit mata akibat iritasi atau peradangan akibat infeksi di bagian selaput yang melapisi mata.Gejalanya mata memerah, berarir, terasa nyeri, gatal, penglihatan kabur, dan keluar kotoran.Penyakit ini mudah menular dan bisa berlangsung berbulan-bulan. Beberapa faktor menjadi penyebabnya, seperti infeksi virus atau bakteri, alergi (debu, serbuk, angin, bulu atau asap), pemakaian lensa kontak dalam jangka waktu panjang dan kurang bersih.
Bayi pun bisa mengalami sakit mata, hanya penyebabnya berbeda yaitu karena infeksi ketika melewati jalan lahir. Pada bayi, penyakit ini disebut konjungtivitis gonokokal dan umumnya mata bayi baru lahir akan ditetesi obat mata atau salep antibiotika untuk mematikan bakteri penyebabnya.

Penanganannyadapat dilakukan dengan cara berikut:
  • Kompres mata dengan air hangat
  • Gunakan obat tetes mata atau salep antibiotika seseui resep dokter.
  • Bersihkan tangan sebelum mengoleskan salep agar iritasi tidak tambah parah.
  • Cegah penularan penyakit ke orang lain dengan memisahkan alat-alat yang digunakan oleh Anda dan orang-orang.

2.    Trakoma

Infeksi pada mata yang disebabkan bakteri Chlamydia trachomatis yang berkembang biak di lingkungan kotor atau bersanitasi buruk serta bisa menular. Penyakit ini sering menyerang anak-anak, khususnya di negara berkembang. Memiliki gejala : mata memerah, mengeluarkan kotoran, pembengkakan kelopak mata dan kelenjar getah bening dan kornea terlihat keruh.

Penanganannya dapat dilakukan dengan cara berikut :
  • Jauhkan alat/benda yang sudah dipakai penderita dari orang lain.
  • Salep antibiotika mengandung tetracycline dan erthromycin biasanya akan diberikan selama satu bulan atau lebih.
  • Jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan pembentukan jaringan parut pada kornea sehingga menyebabkan bulu mata melipat ke dalam lalu terjadi gangguan penglihatan.
  • Pembedahan mungkin perlu dilakukan jika terjadi kelainan bentuk pada kelopak mata atau kornea.

3.    Keratokonjungtivitas Vernalis (KV)


Penyakit iritasi/peradangan pada bagian kornea (selaput bening) akibat alergi sehingga menimbulkan rasa sakit.Memiliki gejala mata merah, berair, kelopak mata bengkak, gatal, dan adanya kotoran mata.
KV merupakan peradangan yang berulang atau musimam dan penderitanya cenderung kambuh, khususnya di musim panas.Kadang ada penderita KV yang mengalami kerusakan pada sebagian kecil kornea sehingga menyebabkan nyeri yang akut.

Penanganannya dengan cara berikut :
  • Jangan menyentuh atau menggosok mata karena bisa menyebabkan iritasi.
  • Kompres mata dengan air hangat.
  • Dokter biasanya akan memberikan obat tetes mata.


4.    Endoftalmitis


Infeksi pada lapisan mata bagian dalam sehingga bola mata bernanah.Gejalanya mata merah, terasa nyeri bahkan sampai mengalami gangguan penglihatan.Infeksi ini cukup berat sehingga harus segera ditangani karena bisa menimbulkan kebutaan.Penyebab biasanya karena mata tertusuk sesuatu.

Penanganan dengan cara berikut :
  • Obat antibiotika biasanya akan diberikan oleh dokter mata
  • Dilakukan pembedahan untuk mengeluarkan nanah yang ada di bola mata.
5.    Selulitis Orbitalis
Penyakit mata akibat peradangan pada jaringan di sekitar bola mata.Gejalanya mata merah, nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol dan bengkak, serta demam.Pada anak-anak, SO sering terjadi akibat cedera mata, infeksi sinus atau infeksi berasal dari gigi. Dokter biasanya akan melakukan rontgen gigi dan mulut atau CT Scan sinus untuk memastikan penyebabnya.
Jika tidak segera mendapatkan penanganan, penyakit bisa berakibat fatal, seperti buta, infeksi otak atau pembekuan darah di otak.Penanganan dengan cara berikut:
  • Jika kasus tergolong ringan, dapat diberikan antibiotika secara oral.
  • Pada kasus berat akan diberikan antibiotika melalui pembuluh darah atau melakukan pembedahan untuk mengeluarkan nanah atau mengeringkan sinus yang terinfeksi.

6.    Blefaritis


Peradangan yang terjadi pada kelopak mata akibat produksi minyak berlebihan dan berasal dari lapisan mata.Memiliki gejala berupa mata merah, panas, nyeri, gatal, berarti, terdapat luka di bagian kelopak mata dan membengkak, bahkan rontoknya bulu mata.
Blefaritis terbagi dua jenis, yaitu blefaritis anterior (peradangan mata bagian luap depan yaitu di melekatnya bulu mata, disebabkan bakteri stafilokukus). Dan blefaritis posterior (peradangan di kelopak mata bagian dalam, bagian kelopak mata dan bersentuhan dengan mata, disebabkan adanya kelainan pada kelenjar minyak).

Penanganan  dengan cara berikut :
  • Rajin membersihkan sekitar kelopak mata untuk menghilangkan kelebihan minyak dengan menggunakan pembersih khusus.
  • Salep antibiotika untuk membunuh bakteri.

7.    Dakrosistitis

Penyakit mata yang disebabkan penyumbatan pada duktus nasolakrimalis (saluran yang mengalirkan air mata ke hidung).Penyumbatan disebabkan alergi sehingga menyebabkan infeksi di sekitar kantung air mata yang menimbulkan nyeri, warna merah dan bengkak, bisa mengeluarkan nanah dan mengalami demam.

Penanganan  dengan cara berikut :
  • Pemberian antiobiotika oral atau melalui pembuluh darah.
  • Pengompresan dengan air hangat di sekitar kantung air mata.
  • Pembedahan perlu dilakukan jika terjadi kantung nanah.
8.    Ulkus Kornea

Infeksi pada kornea bagian luar dan biasanya terjadi akibat jamur, virus, protozoa, atau beberapa jenis bakteri seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokukus.Awalnya bisa karena kelilipan atau tertusuk benda asing.Penyakit ini bisa terjadi di seluruh permukaan kornea sampai bagian dalam dan belakang kornea.

Ketika penyakit ini memburuk dapat menyebabkan komplikasi infeksi di bagian kornea yang lebih dalam, perforasi kornea (terjadi lubang), kelainan letak iris (Selaput pelangi) dan kerusakan mata.Memiliki gejala mata merah, gatal, berair, nyeri, muncul kotoran mata, peka pada cahaya, terdapat bintik nanah warna kuning keputihan pada bagian kornea, dan gangguan penglihatan.

Penanganan dengan cara berikut:
  • Perlu melakukan pemeriksaan seperti tes refraksi, tes air mata, pengukuran kornea,dan tes respons refleks pupil.
  • tingkat ringan dapat ditangani dengan tetes mata mengandung antibiotika, antivirus atau antijamur.
  • Jika berat mungkin memerlukan pembedahan untuk pencangkokan kornea.
   
Jika penyakit anda bertambah parah segera periksakan ke dokter mata anda.

SUMBER : http://thamrinhospitalpurwakarta.com/index.php/extensions/poli-mata-thamrin

POLI THT


SELAMAT DATANG 


BRAIN Evoked Response Audiometry atau BERA 

merupakan alat yang bisa digunakan untuk mendeteksi dini adanya gangguan pendengaran, bahkan sejak bayi baru saja dilahirkan. Istilah lain yang sering digunakan yakni Brainstem AuditoryEvoked Potential (BAEP) atau Brainstem Auditory Evoked Response Audiometry(BAER). Alat ini efektif untuk mengevaluasi saluran atau organ pendengaran mulaidari perifer sampai batang otak.

Tes BERA ini dapat menilai fungsi pendengaran bayi atau anak yang tidak kooperatif. Yang tidak dapat diperiksa dengan cara konvensionil.(baca lebih lanjuuuttt…)

Berbeda dengan audiometry, alat ini bisa digunakan pada pasien yangkooperatif maupun non-kooperatif seperti pada anak baru lahir, anak kecil, pasienyang sedang mengalami koma maupun stroke,tidak membutuhkan jawaban ataurespons dari pasien seperti pada audiometry karena pasien harus memencet tombol jika mendengar stimulus suara. Alat ini juga tidak membutuhkan ruangan kedap suarakhusus.



Keterangan gambar :

Langkah 1 : Lakukan pemeriksaan skrining OAE pada anak anda ketika berusia 0 bulan. Bila hasilnya PASS (kedua telinga) : tidak perlu periksa OAE ulang, cukup observasi perkembangan bicara anak sesuai tabel perkembangan berbicara normal. Bila hasilnya REFER : periksa ulang OAE untuk kedua kalinya dalam waktu 30 hari
(usia anak 1 bulan) = Langkah 2 

Langkah 2 : Lakukan pemeriksaan skrining OAE ULANG pada anak anda ketika berusia 1 bulan. Bila hasilnya PASS (kedua telinga) : tidak perlu periksa BERA, cukup observasi perkembangan bicara anak sesuai tabel perkembangan berbicara normal. Bila hasilnya REFER : Lanjutkan dengan pemeriksaan BERA, pada saat anak anda berusia 3 bulan  = Langkah 3 

Langkah 3  : Lakukan pemeriksaan  BERA pada anak anda ketika berusia 3 bulan. 

                  Hasil pemeriksaan BERA dapat memberiksan informasi tentang :
                          A. Telinga mana yang terkena :
                                 a. kanan saja
                                 b. kiri saja
                                 c. telinga kanan dan kiri.  

                          B. Jenis gangguan dengar :
                                 a. gangguan dengar konduktif
                                 b. gangguan dengar sensorineural 
                      
                          C. Derajat gangguan dengar :
                                 a. ringan
                                 b. sedang
                                 c. berat
                                 d. sangat berat 

Apabila anak anda memerlukan pemeriksaan BERA, maka pemeriksaan BERA dapat dilakukan di RSMH Thamrin Salemba.

Ketahui bahwa : tergantung pada hasil pemeriksaan BERA, dokter THT konsultan akan menjelaskan diagnosis dan penatalaksaan selanjutnya bagi anak anda yang kurang ebih sebagai berikut :

a. Apabila diagnosisnya adalah gangguan dengar konduktif maka sifat gangguan dengarnyadapat sementara atau menetap, dokter akan mencoba memberikan terapi kemudian mengevaluasi / melakukan pemeriksaan ulang untuk melihat respon pengobatan. 
                        
b. Apabila diagnosisnya adalah gangguan dengar sensorineural maka sifat gangguan dengarnya adalah menetap, dokter akan menyarankan penggunaan alat bantu mendengar dan konsultasi dengan dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang dan speech therapist untuk penanganan selanjutnya.

c. Kemungkinan lainnya adalah fungsi pendengaran dalam batas normal.   
Apabila ditemukan ada gangguan pendengaran dan diperlukan penggunaan alat bantu dengar dapat dilanjutkan dengan FITTING / mencoba alat bantu dengar di tempat itu juga. 

SUMBER : http://thamrinhospitalpurwakarta.com/index.php/extensions/poli-tht-thamrin